Di zaman sekarang, fenomena LGBT
semakin ramai diperbincangkan. Hal tersebut disebabkan banyaknya
pemberitaan LGBT itu sendiri. Kemudian diangkatnya wacana atau sosok LGBT dalam
media popular. Sehingga masyarakat semakin familiar. Sehingga LGBT sekarang
menjadi trending topic di kalangan semua usia. LGBT tidak mengenal
batasan usia, jenis kelamin, status sosial maupun pekerjaan
bahkan agama.
Tak jarang mucul olokan yang
ditujukan pada anggota LGBT khususnya gay.
Hal-hal seperti ini,
opini pribadi akan ketidaksukaan pada gay
atau LGBT secara umum akan muncul, kemudian bergulir
menjadi opini publik melahirkan pandangan gay itu mengganggu dan membahayakan
masyarakat. Dengan anggapan utama gay dapat menular, serta dengan
sengaja menularkan. Artinya, masih ada mispersepsi publik terhadap
persoalan LGBT.
Masih adanya pandangan buruk
masyarakat membuat seorang gay mesti sedikit mlipir alias menyingkir atau
menepi.. Akibatnya seorang gay ini harus berhati-hati jika ingin berekspresi.
Bahkan dalam mencari teman cerita, tidak sembarang orang dapat dijadikan tempat
curhat yang baik. Maka dicarilah solusi paling baik menurut mereka, bahwa
mereka harus mencari dan mendapatkan teman sesama gay.
Dimulailah masa mencari teman sesama
gay dalam lingkunga masyarakat mereka. Mencari teman sesama gay dilakukan
dengan berbagai cara, umumnya menggunakan jejaring sosial internet atau melalui
kolega-kolega yang ada. Bukan
dengan mendatangi seseorang secara acak lantas menodong pertanyaan, bukan
pula asal mengubah seseorang menjadi gay.
Keberadaan teman sesama gay didasari butuhnya dukungan
kawan senasib sependeritaan, agar ada teman berbagi sekaligus tempat mengadu.
Setelah mendapatkan teman sesama gay, pertemuan-pertemuan pun terjadi.
Seseorang yang awalnya tidak saling mengenal dapat bertemu kawan baru, bahkan
tidak menutup kemungkinan mendapatkan kekasih dari pertemuan ini.
Atas dasar itu muncul wacana membuat perkumpulan khusus mereka. Kelompok gay
telah berdiri dan memiliki anggota. Anggotanya pun tersebar di berbagai
lingkungan. Mereka ragu dan mungkin sedikit takut untuk langsung terbuka.
Sarana alternatif yang dianggap baik adalah melalui media jejaring
sosial alias internet. Komunitas gay pasti memiliki grup, khusus anggotanya di
situs Facebook yang tidak semua orang gampang temukan. Tidak semua anggota
merasa dapat dengan cepat mengakses informasi tentang gay. Maka dibutuhkan
alternatif lain agar informasi sampai lebih cepat. Aplikasi chatting
atau obrolan digital bernama ”Line Mesengger” kemudian dipilih sebagai ruang
interaksi dan komunikasi. Dunia maya dianggap mampu menghadirkan
sedikit rasa aman bagi mereka berkomunikasi. Komunitas gay
kini hadir dengan bentuk samar-samar, tersembunyi apik dalam
jejaring sosial, pertemuan terbatas dan jauh dari tempat-tempat
ramai.
II.
Rumusan
Masalah
a) Apa yang dimaksud LGBT?
b) Apakah dampak LGBT?
c) Bagaimana cara menyikapi pelaku
LGBT?
III.
Tujuan
a) Agar masyarakat dapat memahami LGBT
b) Agar masyarakat dapat mengerti
pengaruh LGBT
c) Agar masyarakat dapat mengatasi
pelaku LGBT