Rabu, 12 Desember 2018


4:1     Sebab itu aku menasihatkan kamu,
                              
aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan,
                    
supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.


4:2     Hendaklah kamu selalu rendah hati,
                    
lemah lembut, dan sabar.
         
Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

4:3     Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh
                    
oleh ikatan damai sejahtera:

4:4      satu tubuh,
                    
dan satu Roh,
         
sebagaimana kamu telah dipanggil
                    
kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,

4:5     satu Tuhan,
                    
satu iman,
                              
satu baptisan,

4:6               satu Allah dan Bapa dari semua,  
         
Allah yang di atas semua
                    
dan oleh semua dan di dalam semua

4:7      Tetapi kepada kita masing-masing
                    
telah dianugerahkan
                              
kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.




Selasa, 11 Desember 2018

Makalah LGBT (Pendahuluan)




I.            Latar Belakang[1]

Di zaman sekarang, fenomena LGBT semakin ramai diperbincangkan. Hal  tersebut disebabkan banyaknya pemberitaan LGBT itu sendiri. Kemudian diangkatnya wacana atau sosok LGBT dalam media popular. Sehingga masyarakat semakin familiar. Sehingga LGBT sekarang menjadi trending topic di kalangan semua usia. LGBT tidak  mengenal batasan usia, jenis kelamin, status sosial maupun pekerjaan bahkan  agama.

Tak jarang mucul olokan yang ditujukan pada anggota LGBT khususnya gay. Hal-hal  seperti  ini, opini pribadi  akan  ketidaksukaan  pada  gay atau  LGBT  secara  umum akan muncul, kemudian bergulir menjadi opini publik melahirkan pandangan gay itu  mengganggu dan membahayakan masyarakat. Dengan  anggapan utama gay dapat menular, serta dengan sengaja menularkan. Artinya, masih  ada mispersepsi publik terhadap persoalan LGBT.
Masih adanya pandangan buruk masyarakat membuat seorang gay mesti sedikit mlipir alias menyingkir atau menepi.. Akibatnya seorang gay ini harus berhati-hati jika ingin berekspresi. Bahkan dalam mencari teman cerita, tidak sembarang orang dapat dijadikan tempat curhat yang baik. Maka dicarilah solusi paling baik menurut mereka, bahwa mereka harus mencari dan mendapatkan  teman sesama gay.
Dimulailah masa mencari teman sesama gay dalam lingkunga masyarakat mereka. Mencari teman sesama gay dilakukan dengan berbagai cara, umumnya menggunakan jejaring sosial internet atau melalui kolega-kolega yang ada. Bukan dengan  mendatangi  seseorang  secara  acak  lantas  menodong  pertanyaan,  bukan pula  asal  mengubah  seseorang  menjadi  gay. Keberadaan  teman  sesama gay didasari butuhnya dukungan kawan senasib sependeritaan, agar ada teman berbagi sekaligus tempat mengadu. Setelah mendapatkan teman sesama gay, pertemuan-pertemuan pun terjadi. Seseorang yang awalnya tidak saling mengenal dapat bertemu kawan baru, bahkan tidak menutup kemungkinan mendapatkan kekasih dari  pertemuan ini. Atas dasar itu muncul wacana membuat perkumpulan khusus mereka. Kelompok gay telah berdiri dan memiliki anggota. Anggotanya pun tersebar di berbagai lingkungan. Mereka ragu dan mungkin sedikit takut untuk langsung terbuka. Sarana alternatif  yang dianggap baik adalah melalui media jejaring sosial alias internet. Komunitas gay pasti memiliki grup, khusus anggotanya di situs Facebook yang tidak semua orang gampang temukan. Tidak semua anggota merasa dapat dengan cepat mengakses informasi tentang gay. Maka dibutuhkan alternatif lain agar informasi sampai lebih  cepat. Aplikasi chatting atau obrolan digital bernama ”Line Mesengger” kemudian dipilih sebagai ruang interaksi dan komunikasi. Dunia maya dianggap mampu  menghadirkan sedikit rasa aman bagi mereka berkomunikasi. Komunitas gay kini  hadir dengan bentuk samar-samar, tersembunyi apik dalam jejaring sosial, pertemuan  terbatas dan jauh dari tempat-tempat ramai.

II.            Rumusan Masalah

a)      Apa yang dimaksud LGBT? 
b)      Apakah dampak LGBT?
c)      Bagaimana cara menyikapi pelaku LGBT?

III.            Tujuan
a)      Agar masyarakat dapat memahami LGBT
b)      Agar masyarakat dapat mengerti pengaruh LGBT
c)      Agar masyarakat dapat mengatasi pelaku LGBT


[1] http://febrionevi.blogspot.com/


A.    Pengertian LGBT[1]

LGBT adalah akronim dari Lesbian Gay Biseksual and Transgender. Istilah LGBT sudah dikenal sejak tahun 1990 yang menggantikan sebuah frasa “Kelompok Gay”. Kadang-kadang LGBT sering disebut QLGBT yang berakronim Queer Lesbian Gay Biseksual and Transgender yang tercatat telah digunakan sekitar tahun 1996. Istilah ini sering muncul dikalangan kelompok yang sering menyukai sesama jenis, berganti jenis kelamin dan sejenis lainnya. Istilah ini sering ditemukan di Negara Amerika Serikat atau Negara yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya.

a)      Sejarah LGBT
LGBT sudah ada sejak zaman dahulu, tetapi banyak yang menyebutkan dengan istilah“Gender Ketiga”. Istilah ini sudah disebut-sebut sejak tahun 1960. Istilah pertama yang digunakan dahulu adalah  “Homoseksual”. Tetapi istilah ini mengandung konotasi negative. Akronim LGBT kadang-kadang digunakan di Amerika Serikat dimulai dari sekitar tahun 1988. Baru pada tahun 1990-an istilah ini banyak digunakan.
Frase Gay dan Lesbian menjadi lebih umum setelah identitas kaum Lesbian terbentuk. Pada tahun 1970, Daughter of Bilitis menjadikan isu feminisme atau hak kaum gay sebagai prioritas. Perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dipandang bersifat patriarkal oleh feminis lesbian. Banyak feminis lesbian yang menolak bekerja sama dengan kaum gay. Lesbian yang lebih berpandangan esensialis merasa bahwa pendapat feminis lesbian yang separatis dan beramarah itu merugikan hak-hak kaum gay.
Selanjutnya, kaum biseksual dan transgender juga meminta pengakuan dalam komunitas yang lebih besar. Setelah euforia kerusuhan Stonewall mereda, dimulai dari akhir 1970-an dan awal 1980-an, terjadi perubahan pandangan. Beberapa gay dan lesbian menjadi kurang menerima kaumbiseksual dan transgender. Kaum transgender dituduh terlalu banyak membuat stereotip dan biseksual. Hanyalah gay atau lesbian yang takut untuk mengakui identitas seksual mereka. Setiap komunitas yang disebut dalam akronim LGBT telah berjuang untuk mengembangkan identitasnya masing-masing. Seperti apakah, dan bagaimana bersekutu dengan komunitas lain, konflik tersebut terus berlanjut hingga kini.
Meskipun komunitas LGBT menuai kontroversi mengenai penerimaan universal atau kelompok anggota yang berbeda (biseksual dan transgender kadang-kadang dipinggirkan oleh komunitas LGBT), istilah ini dipandang positif. Walaupun singkatan LGBT tidak meliputi komunitas yang lebih kecil (lihat bagian Ragam di bawah), akronim ini secara umum dianggap mewakili kaum yang tidak disebutkan. Secara keseluruhan, penggunaan istilah LGBT telah membantu mengantarkan orang-orang yang terpinggirkan ke komunitas umum.
Aktris transgender Candis Cayne pada tahun 2009 menyebut komunitas LGBT sebagai "minoritas besar terakhir", dan menambahkan bahwa "Kita masih bisa diganggu secara terbuka" dan "disebut di televisi."


[1] http://febrionevi.blogspot.com/